Apa Yang Harus Di Persiapkan Sebelum Fundraising

Dikutip dari Tech in Asia, diketahui bahwa hingga akhir tahun 2018, startup dengan valuasi terbesar di Indonesia telah berhasil mendapat pendanaan dengan jumlah hampir setara dengan unicorn asal Singapura, yakni sebesar US$20 Miliar atau sekitar Rp280 triliun.

Pendanaan tersebut didapatkan dari keempat unicorn asal Indonesia yang meliputi GO-JEK, Tokopedia, BukaLapak, dan Traveloka.

Menurut Catcha Group, kondisi ini membuat jumlah pendanaan seri C di Singapura mulai menurun selama beberapa tahun terakhir, sementara di Indonesia makin meningkat.

Terlebih karena penggunaan Internet yang tinggi oleh masyarakat Indonesia, investor semakin tertarik untuk memberikan pendanaan bagi startup di Indonesia. Namun, untuk mendapatkan pendanaan atau fundraising dari investor tidaklah mudah.

Ada beberapa hal yang harus Anda pikirkan dengan matang agar bisnis Anda dapat berkembang sesuai yang Anda harapkan. Di bawah ini, QTrust akan memberikan beberapa tips yang harus Anda lakukan sebelum melakukan fundraising.

Tentukan Target Fundraising

Mengumpulkan modal untuk mengembangkan bisnis tidaklah mudah, butuh waktu yang panjang dan strategi yang harus dipikirkan dengan matang. Sebagai pemilik startup yang ingin mencari tambahan dana atau modal lewat fundraising, Anda harus menentukan target dana yang ingin Anda dapatkan.

Selain itu, Anda juga harus membuat rencana mengenai penggunaan dana tersebut, misalnya berapa lama dana tersebut dapat Anda manfaatkan untuk perkembangan bisnis, dan bagaimana rencana Anda melakukan ekspansi bisnis dengan dana tersebut. Dengan rencana dan persiapan yang matang, investor akan semakin percaya untuk menanamkan modalnya di startup Anda.

Pilih Investor dengan Visi yang Sama

Ketika Anda ingin mencari dana ke venture capital atau investor perorangan, pastikan Anda memilih venture capital atau investor dengan visi yang sama. Hal ini penting dilakukan agar Anda dapat meraih tujuan pendanaan yang telah Anda tentukan di awal.

Misalnya, ketika Anda memiliki bisnis di industri financial technology atau dikenal dengan istilah fintech, Anda harus mencari pendanaan dari investor yang memang sudah biasa melakukan investasi untuk industri fintech atau yang memiliki latar belakang di bidang finansial sehingga bukan hanya sebagai investor, namun dapat bertindak sebagai penasehat atau mentor bisnis Anda.

Selain kecocokan dari segi industri, Anda juga harus mencari venture capital sesuai dengan jumlah dana yang Anda butuhkan, apakah yang hanya fokus pada seed funding, atau pendanaan series A, B, atau C.

Urus Legalitas  Perusahaan

Kebanyakan pebisnis startup ketika memulai usahanya tidak memikirkan urusan legalitas usaha karena fokus untuk mengembangkan produk atau mencari target pasar yang tepat. Namun ketika startup Anda sudah semakin besar, penting bagi Anda untuk mengurus dokumen legalitas untuk usaha Anda.

Hal pertama yang paling penting adalah tentukan terlebih dahulu jenis bentuk usaha yang sesuai untuk bisnis Anda. Jika Anda bertujuan untuk mendapatkan investor dengan lebih mudah, maka bentuk usaha yang paling tepat adalah perseroan terbatas  (PT).

PT merupakan satu-satunya bentuk usaha yang berbadan hukum sehingga PT adalah suatu entitas yang terpisah dan bisa bertindak atas namanya sendiri. Selain itu, modal dalam PT terbagi ke dalam saham sehingga ketika investor menanamkan modalnya, maka investor tersebut akan memiliki saham di PT Anda dan investor dapat menjual sahamnya kepada pihak lain ketika valuasi startup Anda naik.

Mengurus legalitas menjadi penting karena ketika Anda ingin melakukan fundraising kepada investor, mereka akan melakukan pengecekan terhadap dokumen legalitas yang Anda miliki. Hal ini mereka lakukan untuk memastikan bahwa perusahaan Anda mematuhi hukum dan memiliki dokumen hukum yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu usaha.

Buat Shareholders Agreement

Ketika investor memberikan modal untuk startup Anda, maka investor akan menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan Anda. Jika Anda dan pemegang saham lainnya di perusahaan Anda telah membuat Shareholders Agreement sebelumnya, investor akan memeriksa dokumen ini untuk mengetahui seberapa besar kontrol masing-masing pemegang saham terhadap bisnis Anda.

Namun, jika Shareholders Agreement belum pernah dibuat, maka penting bagi Anda dan investor baru untuk membuatnya. Di mana, di dalam perjanjian ini, Anda harus menjelaskan secara detail mengenai ketentuan-ketentuan umum seperti hak dan kewajiban pemegang saham, pembagian dividen, hak suara, pengalihan saham, perlindungan bagi pemegang saham minoritas, dan hal-hal lainnya yang mengatur hubungan antara para pemegang saham.

Tanpa adanya Shareholders Agreement, Anda tidak dapat membatasi hak-hak investor baru dengan jelas. Tentunya Anda tidak ingin bukan jika investor baru tersebut memiliki kontrol yang signifikan terhadap bisnis Anda? Hal ini dapat diantisipasi dari awal dengan membuat Shareholders Agreement.

Membuat Dokumentasi atas Transaksi Bisnis

Sebagai pemilik bisnis, tentu Anda harus mempersiapkan seluruh dokumentasi dengan benar, salah satu dokumentasi yang harus Anda buat adalah perjanjian. Namun banyak juga pemilik bisnis yang masih belum memiliki perjanjian bisnisnya yang benar dan sesuai hukum.

Meskipun perjanjian tidak harus secara tertulis, jika Anda ingin melakukan fundraising tentu Anda harus memiliki kontrak secara tertulis yang mengatur secara jelas transaksi yang perusahaan Anda lakukan dengan klien maupun stakeholder lainnya.

Jenis-jenis perjanjian yang harus dibuat dalam melakukan fundraising adalah employment agreements, perjanjian dengan mitra bisnis ataupun dengan vendor.

Kontrak tersebut penting untuk dimiliki sebelum Anda memutuskan untuk melakukan fundraising, karena seorang investor akan melakukan peninjauan kontrak material Anda untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kewajiban yang Anda harus penuhi berdasarkan kontrak tersebut.

Apabila transaksi yang Anda lakukan tidak ada dokumentasi yang jelas, besar kemungkinan akan terjadi sengketa di kemudian hari dan perusahaan Anda bisa mengalami kerugian karena tidak adanya kejelasan yang mengatur transaksi bisnis Anda. Tentunya investor menghindari hal ini karena bisa memengaruhi nilai perusahaan Anda kedepan.

Perhatikan Masalah Regulasi

Setiap perusahaan dan bisnis memiliki regulasi masing-masing yang harus dipatuhi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan.

Mengurus perizinan dan menaati regulasi yang ada mungkin sulit bagi sebagian pengusaha, namun tentunya investor tidak akan mengambil risiko untuk memberikan modal bagi perusahaan yang tidak taat pada hukum karena akan memengaruhi keberlangsungan bisnis tersebut kedepannya.

Sebelum melakukan fundraising, seorang investor pasti ingin memastikan bahwa rencana bisnis Anda tidak terancam karena masalah regulasi.

Karena itu, pada awalnya, Anda harus mencari konsultan hukum untuk mengidentifikasi potensi masalah regulasi, terutama untuk jenis bisnis yang masih belum banyak diimplementasikan, misalnya yang berhubungan dengan crypto currency atau mata uang digital.

Hingga saat ini, belum ada aturan dari pemerintah yang secara tegas mengatur tentang crypto currency. Jika Anda memiliki bisnis yang berhubungan dengan pemakaian crypto currency, ada baiknya Anda konsultasi terlebih dahulu kepada konsultan hukum dan mencari tahu lebih lanjut mengenai perkembangan regulasi bisnis Anda di Indonesia.

Itulah beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memutuskan untuk melakukan fundraising. Dengan beberapa persiapan tersebut, Anda sudah selangkah lebih maju untuk mendapatkan investor yang memberikan modal tambahan bagi bisnis Anda.

Untuk mempermudah Anda melakukan beberapa persiapan di atas, Anda dapat memilih queetrust sebagai startup hukum yang dapat membantu Anda membuat kontrak hingga memberikan konsultasi gratis kepada Anda. Jadi tunggu apalagi? Hubungi queetrust sekarang dan konsultasikan semua masalah bisnis Anda!

Get in touch

Give us a call or fill in the form below and we will contact you. We endeavor to answer all inquiries within 24 hours on business days.